Langsung ke konten utama

Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda J.E. Smith) , Hama Baru pada Tanaman Jagung di Indonesia.

Tanya Jawab mengenai FAW 

1. Apa itu Fall Armyworm (FAW)? 
Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda), merupakan serangga hama yang dapat menyerang lebih dari 80 spesies tanaman, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa sereal dan tanaman yang memiliki nilai ekonomi penting seperti jagung, padi, sorgum, jewawut, juga tanaman sayur dan kapas. Hama ini berasal dari daerah tropis dan subtropis Amerika. Kerusakan pada tanaman disebabkan terutama oleh larva dari hama tersebut. FAW  bereproduksi sebanyak beberapa generasi per tahun, dan ngengatnya dapat terbang lebih dari 100 km per malam. 



2. Apa perbedaan antara FAW dan African Armyworm? 
Kedua jenis tersebut berkerabat dekat akan tetapi memiliki perbedaan perilaku dan ekologis. FAW sangat jarang memperlihatkan adanya perilaku “Armyworm” dimana larva berkumpul secara masal. African Armyworm yang berasal dari Afrika di alam mempunyai banyak musuh alami (predator, parasitoid, patogen). Sedangkan FAW kemungkinan migrasi ke daerah lain yang tanpa ada musuh alaminya, sehingga populasinya meningkat dengan cepat. 

3. Apakah jagung yang terdampak FAW aman untuk dikonsumsi? 
FAW pada umumnya memakan bagian daun tanaman jagung. Terkadang hama ini juga menyerang bagian tongkol. Kerusakan secara langsung yang disebabkan FAW pada tongkol jagung tidak mempengaruhi tingkat keamanan dari jagung untuk dikonsumsi, akan tetapi dapat membuat jagung lebih rentan terhadap kontaminasi aflatoksin. 

4. Apakah kondisi sekarang akan menjadi lebih parah? 
Ngengat betina dewasa dari FAW merupakan penerbang yang tangguh dan dapat menyebar antar benua. Populasi FAW kemungkinan akan terus meningkat seiring dengan ketersediaan inang untuk berkembang biak disertai dengan absennya musuh alami (predator seperti semut, cecopet, dan parasitoid) serta entomopatogen (virus, bakteri, dan jamur). 

5. Apakah ada dampak terhadap perdagangan? 
Ekspor dari komoditas yang merupakan inang dari FAW dari negara-negara yang terdampak FAW (seperti di Afrika) akan lebih diperketat oleh negara pengimpor yang belum terdampak. 

6. Apa yang dapat dilakukan oleh pihak yang berkepentingan? 
Sudah ada banyak rekomendasi dan pengalaman untuk menangani FAW dari Amerika. Para petani membutuhkan akses informasi dan sumber daya untuk mengendalikan FAW secara berkelanjutan. 

7. Tanaman alternatif apa yang disarankan untuk ditanam petani? 
Di Afrika Jagung adalah tanaman yang paling banyak diserang. Sebagai salah satu tanaman penting, kecil kemungkinan bagi para petani untuk meninggalkan jagung. Ada banyak cara untuk mengendalikan FAW pada jagung, seperti yang ditunjukkan di Amerika. 

8. Produk apa yang dapat digunakan untuk mengendalikan FAW, kapan dan bagaimana seharusnya diaplikasikan? 
FAO bekerjasama dengan negara-negara anggota dari seluruh dunia akan menentukan rekomendasi bagi petani  seperti pestisida yang efektif namun dengan risiko yang rendah bagi manusia dan lingkungan. Rekomendasi ini dibuat secara nasional. 

9. Bisakah FAW diberantas habis? 
Sayangnya tidak. Ngengat betina dewasa dari FAW adalah penerbang yang tangguh dan telah menyebar dengan cepat di tanaman inang (tanaman jagung adalah yang paling disukai hingga saat ini). 

10. Jika FAW berasal dari Amerika, apakah ada pengalaman dan praktek yang bisa diterapkan di bagian dunia lain? 
Ada banyak pengalaman pengendalian dan penelitian dari Amerika yang bisa dibagikan dan dicoba di bagian lain di dunia. FAO secara aktif mempromosikan Kerjasama Selatan-Selatan untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan dari Amerika. 

11. Pestisida apa yang dapat digunakan untuk mengendalikan FAW? 
Pestisida mungkin diperlukan untuk mengendalikan FAW secara lokal. Jenis pestisida yang paling efektif, memiliki risiko terendah, ekonomis, mudah diakses dan mudah digunakan oleh para petani kecil (tanpa mesin canggih) perlu ditentukan di masing-masing negara. Rekomendasi spesifik (bahan aktif, formulasi, jenis dan waktu aplikasi), dan biaya serta manfaatnya bagi petani kecil harus ditentukan.

12. Kapan aplikasi pestisida mulai dilakukan pada jagung untuk mencegah serangan FAW?
Hanya saat dibutuhkan. Tingkat serangan yang rendah pada tingkat pertumbuhan jagung tertentu kemungkinan tidak menyebabkan banyak kehilangan hasil. Waktu tindakan harus ditentukan dan direkomendasikan untuk setiap tahap pertumbuhan jagung untuk setiap jenis pestisida dan teknik aplikasi. Biaya yang dibutuhkan dapat sangat bervariasi. Untuk menjustifikasi penggunaannya secara ekonomis, biaya penggunaan pestisida harus sama dengan atau kurang dari nilai tambah hasil yang diterima petani untuk tindakan tersebut. 

13. Apakah aplikasi pestisida melalui udara direkomendasikan untuk FAW? 
Tidak. Karena larva FAW merusak dengan cara: larva masuk kedalam gulungan daun muda. Sehingga hal tersebut menyebabkan apikasi melalui udara tidak efisiensi. 

14. Apakah pengendalian secara hayati memungkinkan untuk FAW? 
Ada banyak organisme yang dapat mengendalikan FAW. Beberapa diantaranya mungkin sudah ada secara alami (predator, parasitoid dan beberapa entomopatogen), dan beberapa mungkin perlu diintroduksi dari Amerika (parasitoid, predator, dan jenis entomopatogen tertentu). 

15. Apakah jagung GMO (Genetically Modified Organisms) merupakan solusi untuk FAW? 
Jagung GMO telah digunakan di Afrika Selatan, akan tetapi umumnya hanya dapat diakses oleh petani komersil besar yang memiliki akses ke modal, sumber daya dan pasar yang stabil untuk jagung mereka. Lebih dari 98 persen petani jagung di Afrika merupakan petani kecil, mereka menanam jagung di lahan kurang dari 2 ha dan biasanya menyimpan benih untuk ditanam lagi berikutnya. Mengingat biaya untuk menanam benih jagung GMO yang tinggi, kurangnya pasokan yang memadai, dan kurangnya insentif ekonomi bagi petani kecil menanam jagung (harga yang rendah dan fluktuatif), sangat kecil kemungkinan teknologi tersebut akan digunakan secara berkelanjutan oleh petani kecil. Bahkan untuk petani jagung komersil, manfaat jangka panjang dari jagung GMO mulai dipertanyakan ketika dalam dua tahun penggunaan jagung Bt, penggerek batang jagung mulai menunjukkan resistensi terhadap jagung di Afrika Selatan. 

16. Apa langkah selanjutnya untuk pengendalian FAW? 
FAO saat ini mendukung disain dan pengujian program pengelolaan hama yang berkelanjutan. Langkah pertama adalah dengan melihat pengalaman petani dan peneliti dari Amerika. Kemudian, praktik-praktik terbaik yang direkomendasikan akan dicoba dan diadaptasikan di lapangan melalui sekolah lapang. Rekomendasi terbaik kemudian akan disebarluaskan kepada para petani dan pemerintah/pengambil kebijakan

Buku saku mengenai FAW dapat didownload disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknologi Amistartop

Fungisida AMISTARTOP 325 SC adalah jenis fungisida sekaligus ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) berbentuk pekatan berwarna kuning yang mudah larut dalam air. Digunakan untuk mengendalikan penyakit yang biasa menyerang tanaman bawang merah, cabai, kubis, jagung, melon, padi, pembibitan kelapa sawit, tomat, dan lain sebagainya.   Fungisida ini berwujud  Soluble Concentrate  atau dikenal dengan pekatan suspensi. Mengandung campuran dua senyawa aktif dengan tingkat efikasi tinggi dan spektrum pengendalian yang luas dalam mengendalikan penyakit. Amistartop 325 SC berperan besar dalam mengendalikan penyakit dan kandungan ZPT yang dimilikinya membantu meningkatkan hasil panen tanaman. Spesifikasi Amistartop 325SC Fungisida + ZPT: Bentuk formulasi: Cairan Warna: Kuning Muda Bahan aktif: Difenokonazol, Azoksistrobin Cara kerja racun: Sistemik Klasifikasi: Fungisida Kemasan: Botol Hama Dan Penyakit Sasaran: Busuk daun dan bercak kering pada kentang, karat dan bercak daun pada tanaman kacan...

Virtako, Filia & Score

APA ITU PESTISIDA?

Pestisida adalah  bahan, produk atau campuran, termasuk bahan aktif dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk mengontrol, mencegah, memusnahkan atau menjauhkan organisme pengganggu tanaman yang merugikan manusia. Pestisida digolongkan berdasarkan sasaran yang dikendalikan, yaitu  insektisida (serangga), fungisida (jamur), bakterisida (bakteri), nematisida (nematode/cacing), akarisida (tungau, caplak, laba-laba), rodentisida (tikus), moluskisida (siput telanjang), herbisida (gulma). Dewasa ini pestisida sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani, terutama untuk melindungi tanaman dari kerusakan akibat jasad pengganggu, dan dengan demikian melindungi produksi tanaman. Malah sebagian besar petani, terutama yang mengusahakan tanaman pangan dan sayuran, menganggap pestisida sebagai “dewa penyelamat” bagi usahatani mereka karena menghindarkan kerugian akibat serangan jasad pengganggu. Keyakinan petani tersebut mengakibatkan kecenderungan meningkatnya penggunaan pestisida dari wak...