Langsung ke konten utama

APA ITU PESTISIDA?

Pestisida adalah  bahan, produk atau campuran, termasuk bahan aktif dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk mengontrol, mencegah, memusnahkan atau menjauhkan organisme pengganggu tanaman yang merugikan manusia. Pestisida digolongkan berdasarkan sasaran yang dikendalikan, yaitu  insektisida (serangga), fungisida (jamur), bakterisida (bakteri), nematisida (nematode/cacing), akarisida (tungau, caplak, laba-laba), rodentisida (tikus), moluskisida (siput telanjang), herbisida (gulma).

Dewasa ini pestisida sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani, terutama untuk melindungi tanaman dari kerusakan akibat jasad pengganggu, dan dengan demikian melindungi produksi tanaman. Malah sebagian besar petani, terutama yang mengusahakan tanaman pangan dan sayuran, menganggap pestisida sebagai “dewa penyelamat” bagi usahatani mereka karena menghindarkan kerugian akibat serangan jasad pengganggu. Keyakinan petani tersebut mengakibatkan kecenderungan meningkatnya penggunaan pestisida dari waktu ke waktu.

Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dan terus-menerus saat ini disadari telah menimbulkan efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia, mencemari lingkungan dan meningkatkan populasi organisme pengganggu tanaman. Aplikasi pestisida tanpa perlindungan yang memadai bagi penggunanya, yaitu dengan menggunakan baju lengan panjang, celana panjang, masker dan lain-lain,secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatan orang yang sering mengaplikasikan pestisida tersebut. Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi  luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Racun pestisida dapat memasuki tubuh manusia melalui mulut, kulit, mata maupun pernafasan.
Selain bahaya langsung bagi petani yang sering mengaplikasikan pestisida, terdapat bahaya tidak langsung berupa residu pestisida di atas ambang batas yang diperbolehkan bagi kita yang memakan produk pertanian yang disemprot pestisida secara berlebihan. Pestisida bersifat karsinogenik (membentuk jaringan kanker dalam tubuh) dan sebuah publikasi ilmiah menjelaskan, seorang ibu yang secara rutin mengkonsumsi sayuran yang disemprot pestisida, terdapat kelainan genetik yang berpotensi menyebabkan bayi tersebut cacat  tubuh sekaligus cacat mental.

Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena pestisida menyebar melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya. Residu pestisida sintetis sulit terurai, bahkan pada beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kematian dan bahkan kepunahan spesies tertentu yang bukan organisme sasaran.

Akibat penggunaan pestisida yang mempengaruhi perkembangan populasi hama adalah sebagai berikut :
1. Resistensi (ketahanan) hama, sehingga pestisida yang sebelumnya efektif untuk mengendalikan hama pada dosis atau konsentrasi yang dianjurkan menjadi tidak efektif lagi,   akibat pestisida yang sama digunakan secara kontinyu atau dosis yang tidak tepat.
2. Resurgensi, penggunaan pestisida berspektrum lebar dapat juga meningkatkan populasi serangga sasaran akibat matinya musuh alami, resistensi atau meningkatnya keperidian serangga sehingga terjadi ledakan populasi hama tersebut.
3. Perubahan status hama, menurunnya populasi hama utama yang dikendalikan oleh pestisida dapat meningkatkan daya kompetisi hama sekunder sehingga lambat laun terjadi pergeseran status hama, dari hama sekunder menjadi hama utama.
4. Matinya serangga musuh alami akibat aplikasi pestisida yang berlebihan.

Dampak pestisida yang merugikan tersebut dapat diminimalisir dengan menggunakan pestisida secara bijaksana dan tepat dengan menerapkan manajemen pestisida. Manajemen pestisida berfokus pada memaksimalkan bahan kimia sambil meminimalkan dampak yang merugikan. Manajemen pestisida merupakan suatu komponen dari Good Agricultural Practices (GAP) pada produksi sayuran dan buah-buahan. Implementasi GAP dalam manajemen pestisida adalah sebagai berikut : 1) gunakan pestisida yang teregister, 2) baca dan ikuti instruksi label dan 3) praktekkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Penting untuk selalu membaca dan memahami label pestisida untuk memungkinkan penggunaan produk secara tepat. Informasi yang terdapat pada label adalah : informasi produk (bahan aktif dan kategori toksisitas produk), petunjuk penggunaan (tanaman, target OPT, dosis, interval penggunaan pestisida terakhir sebelum panen, kompatibilitas, penyimpanan dan pembuangan serta nomer kontak pada keadaan darurat), penggunaan dan penanganan yang tepat (sebelum pencampuran, selama pencampuran, selama aplikasi dan setelah penyemprotan) serta penyimpanan dan pembuangan wadah bekas pestisida.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. Akibat Pupuk dan Pestisida Kimia.http://carabudidaya.com.

Anonim.2013.Mengenal Beragam Pestisida dan Bahan Aktifnya. http://pupukpestisida.com.

Roy. 2013. Bahaya Pestisida Kimia Bagi Manusia dan Lingkungan.http://www.caramenanam.com.

Calumpang, S.M. 2013. Pesticide Management. National Crop Protection Center. University of  the Philippines Los Banos.

Trisyono.Y. A. 2006.Refleksi dan Tuntutan Perlunya Manajemen Pestisida. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/761-manajemen-pestisida


Komentar

  1. Lucky Club Casino Site, Registration & Welcome Bonus
    Lucky Club casino site provides a secure, safe and secure online gambling experience. Play online slots for real money, get free spins, and enjoy  Rating: 4 · luckyclub.live ‎32 votes

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknologi Amistartop

Fungisida AMISTARTOP 325 SC adalah jenis fungisida sekaligus ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) berbentuk pekatan berwarna kuning yang mudah larut dalam air. Digunakan untuk mengendalikan penyakit yang biasa menyerang tanaman bawang merah, cabai, kubis, jagung, melon, padi, pembibitan kelapa sawit, tomat, dan lain sebagainya.   Fungisida ini berwujud  Soluble Concentrate  atau dikenal dengan pekatan suspensi. Mengandung campuran dua senyawa aktif dengan tingkat efikasi tinggi dan spektrum pengendalian yang luas dalam mengendalikan penyakit. Amistartop 325 SC berperan besar dalam mengendalikan penyakit dan kandungan ZPT yang dimilikinya membantu meningkatkan hasil panen tanaman. Spesifikasi Amistartop 325SC Fungisida + ZPT: Bentuk formulasi: Cairan Warna: Kuning Muda Bahan aktif: Difenokonazol, Azoksistrobin Cara kerja racun: Sistemik Klasifikasi: Fungisida Kemasan: Botol Hama Dan Penyakit Sasaran: Busuk daun dan bercak kering pada kentang, karat dan bercak daun pada tanaman kacang-kacangan, tr

Virtako, Filia & Score